Aku habis ulang tahun belum bikin tulisan tahunan. Akhirnya hari ini aku sempat menulis lagi di sini. Aku mau menuliskan beberapa hal penting yang ku pelajari setahun terakhir.
So here it is..
Relasi dengan orang tua
Setahun terakhir sepertinya aku belajar lebih banyak memahami apa yang dipikirkan dan dialami oleh orang tua ku sehari-hari. Aku melihat, sepertinya memang di setiap fase kehidupan itu kita bisa terus bertumbuh. Setiap fase kehidupan kita belajar hal baru atau hal lama yang perlu kita hadapi.
Ku lihat, dari kedua orang tua ku yang sudah memasuki usia lansia. Banyak hal dan situasi baru yang perlu mereka hadapi. Anak-anak sudah pada besar, sudah punya kehidupan masing-masing. Sebagai suami dan istri, mereka semakin sering bersama dan peran mereka juga terus berkembang.
Sekarang ini, Ibu jauh lebih sibuk berorganisasi dibandingkan Bapak. Ku lihat, Ibu yang sekarang punya banyak aktivitas baru, teman baru, kesenangan dan kepusingan baru. Bapak yang dulunya lebih sibuk, sekarang lebih banyak di rumah. Sepertinya komunitas bapak-bapak memang lebih jarang daripada komunitas ibu-ibu. Tentu ini menghadirkan dinamika yang berbeda di antara mereka.
Aku jadi semakin menyadari, hubungan suami istri itu dinamikanya bisa terus berubah sesuai dengan fase kehidupan. Yang tertinggal apakah suami dan istri masih mau saling memahami dan belajar satu sama lain atau tidak.
Aku juga melihat, menjadi lansia artinya stamina tubuh juga berubah. Makanan yang dimakan dan aktivitas harian menjadi sangat penting untuk menentukan kesehatan tubuh. Selain itu, kesehatan mental juga tidak kalah penting. Kalau ada pikiran-pikiran meresahkan, dampaknya bisa langsung dirasakan bapak dan ibu.
Aku belakangan ingin bisa memberikan waktu berkualitas lebih banyak untuk hadir untuk bapak dan ibuku. Aku juga belajar ini dari Arkhe. Beberapa kali waktu dulu dia main ke rumah, dia sanggup mendengarkan cerita-cerita Bapak sampai 3-4 jam. Bahkan aku ikut mendengar cerita-cerita yang sebelumnya belum pernah ku dengar. Aku jadi terinspirasi. Sepertinya kalau aku lebih sabar dalam mendengarkan, mungkin akan memberi hadiah berharga untuk bapak dan ibu.
Ku rasa, bisa mengobrol dengan anak-anaknya, adalah salah satu sumber kebahagiaan orang tua. Semoga semakin aku beranjak dewasa, aku bisa hadir lebih penuh untuk orang tua dan keluargaku.
Bentuk hubungan yang dinamis
Sebuah hubungan itu, dengan siapapun, memang dinamis. Teman yang dekat sekarang, belum tentu bisa akrab lagi tahun depan. Bisa saja terjadi friksi yang membuat ngga bisa lagi berteman dengan keakraban yang sama. Situasi bisa berubah, bentuk hubungan bisa berubah.
Aku senang sekali sih setahun terakhir aku banyak punya teman-teman baru dan masih cukup dekat dengan teman-teman lama. Aku ingin menikmati dan savouring hubungan-hubungan manis ini. Belum tentu hubungan ini akan selamanya. Namun, selagi ada, kan ku nikmati saja segala perasaan menyenangkan ini.
Kadang aku berharap, teman-temanku bikin blog. Aku bisa tau mereka lagi mikirin apa dan bagaimana kabarnya. Soalnya kadang ketemuan atau teleponan pun masih belum cukup. Tapi ku pikir-pikir lagi, ya vulnerability is a gift sih. Tidak semua orang mau membagikan kabar mereka kepada orang lain.
Aku belajar untuk melepaskan kemelekatan atas hubungan. Kalau hubungan memang tidak ditakdirkan untuk selamanya, ya aku bisa berduka, lalu kehidupan bisa terus berjalan. Di sisi lain, aku bisa merawat hubungan-hubungan yang bisa dan mampu ku rawat.
Hubungan sosial ini sangat penting untuk well beings dan juga sepertinya menjadi salah satu core value aku. Semoga semakin banyak umurku, aku semakin pandai merawat dan menikmati menjalani hubungan-hubungan yang bentuknya beragam.
Selebihnya, aku mau mengingatkan diri untuk terus menjadi pribadi yang lebih baik dan lebih bermanfaat bagi orang lain. Semoga ke depan banyak hal-hal menyenangkan dan membahagiakan di hidupku. Aamiin.
(kaku banget nulis tulisan ini, saking sudah lama ngga nulis blog hahaha)
Sampai ketemu di tulisan lain ya!
Diny
No comments
Post a Comment