Semalam aku kesulitan tidur. Aku baca berita tentang gunung meletus di Islandia, kemudian terpana melihat foto-foto dan video yang ada. Hari ini agak sulit tidur juga karena masih penasaran. Ku pikir-pikir, lebih baik sekalian saja ku tuliskan hasil pembelajaranku ini.
Di Islandia, saat ini sedang ada erupsi gunung berapi yang sudah mencapai kawasan pemukiman. Islandia adalah negara kepulauan di sebelah timur Greenland. Pulau Islandia ini berada di tengah-tengah dua lempengan tektonik bumi, lempengan tektonik Amerika Utara dan Eurasia.
Salah satu akun Youtube yang sering live tentang ini adalah Youtube nya Pak Isak |
Dua lempengan bumi yang ada di Islandia ini saling menjauhi satu sama lain. Yang satu ke timur dan satu lagi ke barat. Karena masing-masing saling memisahkan diri, artinya kan ada ruang kosong di antaranya ya? Nah, ruang kosong ini akhirnya terisi oleh magma dan lava. Kalau akhirnya lava ini mengering, ruang kosong yang terisi itulah yang akan menjadi daratan baru.
Sejak Oktober lalu, Kota Grindavik, kota yang terletak di wilayah timur Islandia, mengalami gempa bumi terus menerus. Guncangannya tidak besar, tapi frekuensinya sering sekali. Di akhir tahun 2023 itulah para peneliti dan pengambil kebijakan berkumpul untuk membuat strategi mitigasi dan membahas apa kemungkinan-kemungkinan yang terjadi.
Para peneliti giat bahu membahu mengumpulkan data dari aktivitas gempa bumi (seismicity), mengambil data lapangan dengan GPS, gambar citra digital, dan membuat modeling untuk memperkirakan skenario-skenario yang akan terjadi di sana.
Oleh karena peningkatan aktivitas gunung terus terjadi, pada awal November, pemerintah lokal mulai memperingatkan masyarakat tentang bahaya letusan gunung ini.
Mulai pertengahan Desember, letusan gunung terjadi. Kalau kita membayangkan gunung meletus, mungkin kita langsung terbayang letusan gunung berapi di Indonesia yang bentuknya seperti emoji yang ada pada layar keyboard ponsel. Gunung berbentuk kerucut, kemudian puncaknya mengeluarkan asap dan lava panas.
Nah, berbeda dengan di Indonesia, di Kota Grindavik, Islandia ini gunungnya ada di bawah tanah. Di atas tanah, letusan membentuk retakan kulit bumi. Pada pertengahan Desember ini, letusan gunung masih berada di sekitar titik letusan saja.
Namun, pada tanggal 14 Januari kemarin, mulailah terjadi keretakan yang cukup signifikan. Ujung retakannya, hanya berjarak kurang dari 1 km dari Kota Grindavik.
Aku takjub melihat banyak foto dan video bagus yang meliput erupsi gunung ini. Ada yang pakai CCTV live bisa kita saksikan di Youtube. Ada rekaman dari helikopter. Ada peneliti yang menerbangkan drone ke daerah berlava, sambil menjelaskan kepada penonton live di Youtube. Beberapa akun X pun ikut meliput kejadian luar biasa ini.
Buat ku, sepertinya ini pertama kali aku lihat liputan erupsi gunung yang komprehensif.
Peta mitigasi bencana erupsi gunung di Grindavik, Islandia. Garis merah menerangkan torehan bumi, garis putus-putus adalah garis anti-lava wall, dan warna ungu memperlihatkan aliran lava terkini. (Sumber peta: Kantor Meterologi Islandia) |
Dari petanya, terlihat anti-lava wall berhasil mengurangi kecepatan lava, membelokkan aliran lava, serta memperlambat laju lava.
Aku juga takjub sama kecepatan Kantor Meterologi Islandia memperbarui informasi terkini. Di websitenya, ada update per kegiatan penting. Kadang sehari bisa dua tiga kali. Peta zonasi bahaya pun tersedia. Masyarakat tau peneliti sedang mengerjakan apa, bagaimana, serta masyarakat juga bisa tau apa saja yang sedang pemerintah lakukan.
Saat tingkat bahaya semakin tinggi, masyarakat Grindavik kembali diperingatkan untuk mengungsi, hari Senin tanggal 15 Januari. Ternyata eh ternyata, ada kerak baru yang sangat dekat dengan kota, cuma berjarak 400 meter. Masyarakat perlu mengungsi satu hari lebih cepat dari rencana pemerintah.
Lava mengarah ke kota, para pekerja kontraktor yang membuat anti-lava wall pun ngebut sekali untuk menyelamatkan diri dan menyelamatkan alat-alat berat yang mereka pakai untuk membuat anti-lava wall.
Lagi-lagi aku terpana lihat foto dan videonya. Menyeramkan tapi juga menakjubkan. Jenis lava di sana memang cenderung kental, jadi pergerakan lavanya relatif lambat.
Aku semalam mantengin live video dan baca berbagai penjelasannya lewat X, makanya aku tidurnya kemalaman nih hehhee.
Hraun og vegaskemmdir í bænum.
— Fréttastofa RÚV (@RUVfrettir) January 15, 2024
Benedikt Sigurðsson fréttamaður tók þessar myndir í Grindavík síðdegis í dag. pic.twitter.com/q72YVmRJu7
Hari ini alhamdulillah katanya aktivitas lava mulai berkurang. Sudah ngga meletup-letup lagi. Namunnnn.. bahaya kemungkinan akan ada retakan bumi lagi masih sangat tinggi. Dann, mereka ngga tau itu retakan buminya bakal ada di mana. Sulit untuk bisa diprediksi. Serem.
Baca lebih detail di website Icelandic Meteorological Office
Kemarin sudah ada 3 rumah yang terbakar kena lava. Hari ini sudah ada fotonya, lava yang membeku dan jalan raya yang koyak kena panas lava. Sungguh benar-benar era informasi begitu cepatnya.
Situasi letusan gunung api di Islandia masih sangat dinamis. Para peneliti masih mengulik dan mengkombinasikan berbagai data untuk memperkirakan skenario di masa depan.
Aku berada di bangku penonton, dari jauh melihat mereka bekerja.
No comments
Post a Comment