Halooooo! Hari ke-delapan 30 Hari Bercerita. Aku baru mulai nulis jam 8 malam ehehehee.
Aku hari ini mau cerita perjalanan ke Situ Gunung, Jawa Barat!
Menurut aku, Situ Gunung tuh relatif enak banget deh. Ngga terlalu jauh dari Jakarta. Kalau mau naik angkutan umum masih memungkinkan, karena ada kereta dari Stasiun Paledang, Bogor sampai Stasiun Cisaat. Dari situ bisa naik gocar atau ojek.
Kalau aku waktu itu naik motor dari rumah ku hahahahha nekaaad. Dari rumahku, kami menuju Bogor dulu untuk sarapan. Kami mampir sarapan di Kedai Kita, tempat makan favorit ku di Bogor, soalnya bisa makan bakmie trus makan pizza enak.
Dari Bogor kami menuju Situ Gunung, kayaknya perjalanan 3 jam an deh. Ya Allah punggung aku berasa banget sih pegelnya.. Untungnya aku lagi ngga rewel wkwkwkwk. Di Situ Gunung, kami menginap di Tanakita, tempat glamping yang dekat banget dengan pintu masuk Situ Gunung.
Sampai di Tanakita sekitar jam 2 siang, lalu ngga lama tim Tanakita menyiapkan makan siang mewah. Banyak banget porsinya dan semua enak. Sampai bingung ngabisinnya.
Makan siang di Tanakita |
Selepas makan, kami istirahat sebentar di tenda. Lalu pergi ke Danau Situ Gunung. Di tengah Danau Situ Gunung ini ada kafe yang menyiapkan beanbag. Kami duduk di situ sambil lihat pemandangan. Saking cuaca enak dingin, angin sepoy-sepoy, dan kami lelah, kami ngga sengaja terlelap doong di situ ada kali sekitar 1 jam. Kebangun saat ada pengunjung lain yang lewat hahahha lawak banget ya ampun.
Dari danau ini pemandangannya hutan damar, mirip-mirip kayak hutan pinus.. Damar ini pasti ditanam, soalnya pohon damar kan aslinya ada di Sulawesi dan Maluku. Kita juga bisa lihat di sana pohon damar rapi berjejer, seperti pola tanam. Kalau ku baca-baca, pohon damar di sana ditanam sekitar tahun 1940an oleh Perhutani. Pohon damar memang cukup umum ditanam di daerah Jawa Barat. Kalau kamu ke Bandung, kamu juga bisa lihat pohon damar di mana-mana. Mungkin dulu banyak ditanam sama Belanda kali ya?
Pemandangan dari Danau Situ Gunung |
Kawasan Situ Gunung itu adalah bagian dari zona pemanfaatan Taman Nasional Gunung Pangrango. Kita masih bisa lihat beberapa primata, tapi yang paling sering adalah lutung jawa.
Habis dari Danau Situ Gunung, kami balik ke Tanakita. Mandi dan makan malam. Makan malamnya enak banget, model prasmanan dan Tanakita pun telah menyiapkan live music serta api unggun. Padahal waktu itu pengunjungnya sepertinya cuma 3-4 grup deh.
Habis makan, kami diajak tim Tanakita untuk eksplorasi malam, mencari kunang-kunang dan jamur glow in the dark. Eksplorasi ini deket aja dari tenda, mungkin jalan kaki hanya sekitar 10 menitan. Aku senang sekali bisa lihat dan pegang kunang-kunang. Aku ngga tau nginap di Tanakita ada bonus eksplorasi malam gini, seru banget hahaha.
Tidur malam di tenda Tanakita tuh enak banget ya. Sudah ada kasur, seprai, sleeping bag, lampu, dan colokan listrik. Di depan tenda ada teras kecil dan jemuran. Aku tidur pules banget hahaha. Udara juga ngga terlalu dingin, tapi juga ngga panas.
Situasi di Tanakita |
Paginya, kami lekas-lekas sarapan lalu pergi ke jembatan Situ Gunung. Loket pembelian tiketnya ada di arah danau. Mereka menawarkan 3 paket, jauh, sedang, dan dekat. kalau ga salah per orang 150,000 sudah termasuk ojek, untuk perjalanan yang menengah.
Aku rekomendasikan banget ke sana pagi-pagi banget biar ngga terlalu ramai. Kami sampai di jembatan sekitar jam 8 dan masih bagus banget mataharinya. Ngga terlalu ramai juga. Kabarnya jembatan ini termasuk yang terpanjang di Asia Tenggara. Dari jembatan, kita bisa melihat hutan hujan tropis. Kalau ku lihat sih sebagian besar sudah berbentuk hutan kebun ya, campuran antara damar, puspa, dan rasamala.
Hutan hujan tropis |
Setelah lewatin jembatan pertama aku sempet ngobrol-ngobrol sama bapak petugas di sana. Dia cerita tentang pohon puspa yang sedang berbunga. Dia juga kasih tau aku jenis-jenis pohon yang ada di sana. Aku selalu senang sekali deh bagian ngobrol-ngobrol kayak gini.
Trekking di Situ Gunung sudah enak bangeet. Jalurnya rapi, ada pos-pos warung atau restauran, bahkan ada suling dan musik sunda juga di jalur setapaknya. Buat jalan-jalan bareng keluarga cocok banget deh.
Suasana trekking di Situ Gunung. |
Tempat main di sungai! |
Habis dari jembatan, kami menuju Curug Sawer. Aku tentu saja main air, mandi di sungai yang airnya dingin dan jernih. Benar-benar menyegarkan!
Selepas main air, kami kembali ke Tanakita. Kami lewat jalan setapak dan jembatan gantung merah. Jembatan yang ini lebih pendek dibandingkan dengan jembatan pertama tadi.
Jembatan merah yang lebih pendek tapi pemandangannya oke banget |
Aku waktu itu balik ke Tanakita sekitar jam 1.30 siang. Kami langsung bebersih, packing, dan makan siang. Namuuun.. Sebelum pulang kami ketemu sama owner Tanakita dan ngobrol-brol-brol.. Dari yang tadinya mau balik jam 2, malahan balik jam 4 wkwkwkwkwk.
Sampai Jakarta sudah malam dan letih, tapi aku tidak rewel dong! Hahahaa pinter!
Baiklah, sekian cerita ku hari ini. Mohon maaf ngga banyak riset tambahannya dan ceritanya ngebut. Mungkin di lain kesempatan aku edit ulang dengan tambahkan info-info baru. Tapi ngga usah janji-janji palsu gini deh Din. Ini aja udah bagus. Wakakakaka (malah ngomong sendiri).
Sampai jumpa besok!
Diny
Tidak ada komentar
Posting Komentar