Ulasan: The Girl on the Train
Mei 31, 2015
Life is not a paragraph and death is no parenthesis. - E.E. CummingsMembaca sudah jadi kegiatan favorit saya sejak SD. Tetapi melihat beberapa tahun ke belakang, ternyata tidak banyak buku yang saya baca. Hehee.. Mungkin karena sibuk dengan hobi-hobi lainnya? Entahlah..
Di tahun 2015 ini, saya mencoba membaca lebih banyak, dan buku-buku yang saya baca tahun ini benar-benar membuat saya ketagihan!
Salah satunya adalah The Girl on the Train, novel karya Paula Hawkins. Buku ini sengaja saya baca karena telah masuk ke dalam daftar The New York Bestseller Fiction 2015, selama 13 minggu! Padahal buku bergenre thriller ini adalah karya pertama Paula Hawkins. Sebelumnya, dia berprofesi sebagai jurnalis belasan tahun.
Paula Hawkins (sumber gambar: www.express.co.uk) |
Novel yang terjual 2 juta kopi di Amerika hanya dalam waktu 4 bulan ini, diceritakan dengan gaya orang pertama, dari sudut pandang ketiga tokoh utama wanita. Rachel, seorang alkoholik, tidak memiliki pekerjaan, tidak stabil, kesepian, berjuang untuk move on dari mantan suaminya, si tokoh utama yang menjadi kunci dari cerita dan penasaran dengan cerita-cerita yang ia bangun sendiri di otaknya. Megan alias 'Jess', seorang mantan pekerja seni, istri dari Scott ('Jason'), memiliki masa lalu yang kompleks, tidak puas dengan suaminya yang posesif, dan belakangan ia berjuang mengatasi insomnianya dengan berobat ke psikiater. Anna, istri dari mantan suami Rachel, mencintai suami dan anaknya Evie dengan sepenuh hati, sangat bangga dengan kehidupan keluarga kecilnya yang bahagia, dan selalu cemburu juga terancam dengan keberadaan Rachel.
Awalnya saya merasa heran kenapa buku ini bisa masuk bestseller, karena sekitar 100 halaman pertama, ceritanya biasa-biasa saja. Gaya bahasa penulis juga termasuk sederhana dan mudah dibaca, tidak serumit Gone Girl yang dari awal ceritanya sudah menegangkan. Tetapi begitu masuk ke 100 halaman berikutnya, ceritanya benar-benar membuat saya penasaran, sulit untuk melepaskan buku ini! Dan yang paling seru adalah 100 halaman terakhir, karena konflik semakin kompleks dan membingungkan, juga akhir ceritanya tidak tertebak!
Buat saya, ada beberapa hal penting dalam cerita yang sangat menarik:
Tanggal
Terkadang saya harus kembali melihat, cerita di tanggal berapa kali ini? Karena ada dua keterangan waktu yang berbeda, Megan menceritakan kejadian beberapa bulan sebelum cerita dari sudut pandang Rachel dan Anna.
Tokoh alkoholik
Selain itu, bagian yang juga menarik adalah bagaimana penulis menggambarkan tokoh alkoholik, Rachel. Gara-gara menjadi alkoholok, ia ditinggal oleh suaminya (yang juga selingkuh) dan dipecat dari kantornya. Saya baru tau ternyata orang yang mabuk, bisa mengalami memory black out atau tidak ingat kejadian apapun yang terjadi saat ia mabuk.
It's less acceptable to drink on the train on Monday, unless you're drinking with company, which I am not. - RachelKekerasan psikis dalam rumah tangga
Megan digambarkan memiliki suami yang sangat posesif, seringkali memeriksa komputer dan handphone istrinya, cemburu buta, dan sebagainya. Meskipun demikian, Megan tidak merasa perilaku suaminya itu sebagai bentuk kekerasan psikis lho.. Sepertinya banyak hubungan suami-istri yang seperti ini dan sang korban tidak merasa menjadi korban.
I am not a model wife. I can't be. No matter how much I love him, it won't be enough. - MeganKeibuan dan kehadiran anak
Paula sempat menyinggung tentang bagaimana masyarakat yang masih menilai perempuan berdasarkan perannya sebagai ibu. Bagi masyarakat, kehadiran seorang anak ternyata sangat penting dalam hubungan pernikahan. Dari mulai Rachel yang sulit punya anak sampai stress dan akhirnya cerai, Anna yang digambarkan lebih bahagia karena memiliki anak dan suami, juga Megan yang ternyata sedang hamil padahal sebelumnya dia belum mau punya anak.
Let's be honest: women are still only really valued for two things - their looks and their role as mother. - RachelMenurut saya sebuah karya sastra sangat penting peka terhadap hal-hal yang benar terjadi di masyarakat, dan novel ini sangat banyak menangkap hal tersebut.
Perselingkuhan
Ini juga isu yang sangat sering terjadi di masyarakat dan menjadi pusat persoalan yang terjadi di novel ini. hehehe
Bali!
Saat Anna sedang diajak jalan-jalan oleh Tom, Tom menyebutkan Bali! Keren! Hahaa.. Yah minimal ada secuil dari Indonesia yang ikutan terkenal di novel itu yaa.. hihihi
Oiya, banyak orang bilang The Girl on the Train, adalah the next Gone Girl. Emang banyak ternyata persamaannya!
- Genre thriller
- Cerita tentang istri yang hilang
- Sang suami dicurigai menjadi pelaku
- Sang istri yang hilang, ternyata hamil
- Perempuan yang rada stress atau aneh
- Melibatkan 2 detektif, perempuan dan laki-laki
- Kejadian kehilangan ini banyak diliput oleh majalah, walau dengan intensitas berbeda
- Dibuat filmnya! Lisensi untuk membuat film The Girl on the Train sudah dipegang oleh Dreamworks, tapi ngga tau sih kapan akan keluar filmnya.
Oke dehh, demikian ulasan novel yang cukup panjang kali inii.. Semoga bermanfaat yaa