Sudah belajar apa saja di kantor?
September 29, 2013
Ada banyak hal menarik yang saya pelajari di fase baru dalam kehidupan saya, yaitu fase bekerja. Sejak dua bulan terakhir, saya kerja di salah satu lembaga penelitian di kampus. Waktu itu saya udah pernah cerita disini. Hal-hal yang saya pelajari ini adalah hasil dari pengamatan saya pribadi selama saya bekerja (baru 2 bulan), alias sebagai anak baru, jadi kalau ada yang salah-salah ya maaf-maaf yaah hehe.
Penampilan itu penting!
Dari awal-awal kerja saya terlalu santai dalam berpenampilan. Misal sering pakai celana jeans + kemeja atau baju terusan + kaos. Dulu sih mikirnya, soalnya kantor saya lumayan nyantai, trus orangnya sedikit, jadi ketemu sama orang yang itu-itu aja. Sampai suatu saat (pekan lalu) saya disuruh rapat di kementerian. Sama asisten ibu menteri, ketua EO side event APEC, orang kemenlu, staf ahli presiden, bos saya, dan lain-lain di ruang rapat yang serius banget. Lalu saya lupa bawa blazer, padahal cuma pake terusan dan kaos T_T
Saya langsung sadar bahwa jangan gampang menyepelekan sesuatu. Meskipun cuma pakaian atau penampilan, minimal kita harus selalu rapi dan tau situasi. Tau baju apa yang pantas untuk apa. Kalau emang lagi acara santai, ngga papa pake baju santai. Tapi kalau ke kantor, pakai baju nya jangan yang terlalu santai jadi kalo tiba-tiba disuruh rapat, diminta temenin pak bos menghadiri pertemuan-pertemuan penting, atau tiba-tiba kantor kedatangan orang-orang keren, kita sudah selalu siap siaga! Karena penampilan adalah hal yang pertama kali diliat. Rapi, bersih, dan pantas adalah syarat minimal.
Bawa map untuk berkas-berkas
Berhubung kantor nya di kampus dan hawa-hawa kuliah masih berasa, jadi saya masih suka ngasal nyimpan berkas-berkas. Sama seperti bawa diktat atau catatan kuliah. Dilipat, masukin tas, dilipat, masukin tas. Padahal kalo sudah kerja, berkas yang kita bawa itu bisa lebih penting dari apa yang kita perkirakan. Trus jangan asal tinggal lipet lalu masukin ke tas, sebaiknya siapin map, jadi kalau ada berkas dari kantor bisa kita simpan dengan baik.
Tanggap, sigap, dan cekatan
Ini sangat penting! Kita harus tanggap terhadap situasi, apa yang kira-kira dibutuhkan langsung disiapkan (meskipun belum diminta), sehingga nanti kalau diminta, kita udah siap. Lalu sigap, kalau dikasih kerjaan langsung dikerjakan dengan benar, baik, dan cepat. Apalagi kalau bos nya super sibuk.. Cekatan, alias cepat mengerti. Setelah diajarin sesuatu yang baru, secepat mungkin langsung dikuasai, jadi bisa lebih banyak skill yang kita kuasai. Kayak Andy Sachs (Anne Hathaway) di film The Devil Wears Prada. Di awal dia kelimpungan kerjaan ini itu dan dianggap remeh sama bosnya, tapi lama-lama dia makin tanggap, sigap, dan cekatan. Ini harus saya latih lagi nih.. soalnya sekarang masih kurang cepat tanggap. Padahal tiga hal ini sangat berguna untuk mendapatkan berbagai peluang, karena kalau kita kerjanya bagus pasti akan dikasih kesempatan lebih banyak untuk bisa berkontribusi.
Talk less, do more!
Selain kerja di kantor, saya juga ikutan 2 komunitas, Dreamdelion dan Santa’s Missing Dear (SMD). Ada hal penting yang saya pelajari disini. Bahwa masalah yang kita temui di kehidupan nyata, di kehidupan masyarakat, sebenarnya bisa lebih cepat terselesaikan bila kita ikutan turun tangan. Ngeluh ini itu tapi kalau ngga ngapa-ngapain ya percuma juga kan..
Dua komunitas yang saya ikutin ini, menurut saya cukup keren. Begitu mereka lihat masalah, mereka langsung action! Langsung banget dilakukan. Kalau bisa sekarang, sekarang deh.. Ini yang bikin komunitas ini bisa hidup dan terus berkembang. Masalah yang ingin diselesaikan Dreamdelion adalah masalah-masalah yang ada di masyarakat Manggarai, sedangkan SMD ingin menyelesaikan masalah rusa di UI.
Dan untuk melakukan itu semua, ternyata kita ngga harus menjadi atau membutuhkan orang yang sangat-sangat pintar, cerdas, dan brilian. Kita hanya perlu menjadi orang yang tulus, peduli, dan mau bekerja keras.
Personality also matters
Kepintaran dan kehebatan bukan segalanya. Jenius, menang ini itu di berbagai lomba, kaya raya, kuliah di salah satu kampus ternama sedunia, ternyata bukan yang utama dalam kehidupan pekerjaan. Yang paling utama adalah personality. Bagaimana kita bersikap ke orang lain, apakah kita mampu bekerja sama, mau mendengarkan, tidak congkak, dan menjadi pribadi yang menyenangkan. Soalnya kalau kita nyebelin, orang juga akan males kerjasama dengan kita dan ujung-ujungnya ngga akan dipilih. Pembimbing skripsi saya pernah mengingatkan saya tentang ini.
Bahwa sejenius apa pun kita sejago apapun kita melakukan berbagai pekerjaan, personality also matters.
***
Iyak, baru ini aja sih yang saya pelajari, tentunya selain hal-hal baru di bidang yang sangat saya suka sejak SMA yaitu lingkungan dan konservasi.
Mungkin ini hal biasa yang sangat dasar, apalagi buat orang yang bekerja di bidang yang sangat kompetitif. Tapi saya merasa ini perlu saya tulis, supaya saya bisa kembali diingatkan suatu waktu nanti.
Semoga kita semua bisa menjadi pribadi yang labih baik.